Rabu, 26 Juni 2013

Maaf...

Dua hari yang lalu saya dapat 2 ajakan makan-makan dari sarjana-sarjana baru. Yang pertama dari teman (yang diwisuda adiknya) dan yang kedua dari teman satu kost.Undangan pertama  saya lewatkan, begitu juga dengan undangan kedua.

Ajakan pertama saya lewatkan karena alasan masih capek habis ngantor, ngantuk, dan jarak rumah teman saya dengan kost saya itu cukup jauh. Setelah menolak undangan teman saya ini, perasaan saya biasa-biasa saja.., sampai akhirnya pintu kamar saya diketuk dan lagi-lagi saya mendapat ajakan serupa dari sang pengetuk pintu yang juga menghuni kost yang sama dengan saya. Saya menolak, dengan alasan "sudah kenyang, baru habis makan..!!..Makasih ya !" Sang pengetuk pintu membalas "sama-sama kak !" ,kemudian pergi, dan saya pun kembali menutup pintu kamar. Selang beberapa menit, pintu kamar saya diketuk lagi, kali ini dengan orang yang berbeda, tapi asalnya dari kost yang sama juga dengan saya. Lagi-lagi saya menolak dangan alasan yang sama. Belum lagi saya kembali masuk kamar, anak kost yang lain datang lagi, masih dengan ajakan yang sama, dan saya masih saja menolak dengan alasan "sudah kenyang, baru habis makan".

Setelah rangkaian penolakan ini, saya kembali ke kamar. Karena kurang kerjaan, saya jadi berpikir soal alasan saya menolak ajakan teman kost ini. "kenyang, baru habis makan". Sepintas, alasan saya ini terasa wajar-wajar saja, karena memang saya masih kenyang. Saya tidak sedang berbohong dengan alasan ini. Tapi, setelah mulai berpikir, saya sepertinya merasa salah memilih kata untuk menolak ajakan makan-makan seperti ini. "Makan-makan karena habis wisuda". Ada makna lebih dari sekedar makan dari ajakan seperti ini. Makan-makan tidak hanya karena yang mengajak ingin memberi kita makan, tapi karena yang "mengajak makan" ini sedang merayakan sesuatu (habis wisuda) dan "yang mengajak makan" ingin merayakannya dengan orang-orang yang diundangnya. Sepertinya, saya tidak menangkap "maksud lain" ini makanya saya menolak ajakan "makan-makan" ini dan dengan alasan yang sepertinya salah.

Undangan makan, entah karena teman lagi ulang tahun, habis diwisuda, atau momen-momen yang lain, tidak hanya seputar makan saja. Yang mengajak makan sebenarnya ingin merayakan hal-hal yang membahagiakannya bersama orang-orang yang diajaknya. Kehadiran kita, memenuhi ajakannya, bukan hanya sebagai pertanda bahwa kita ingin makan, tapi karena juga ikut menemaninya merayakan kebahagiannya. Kita turut bahagia untuk kebahagiannya. Ah...,seandainya saya menyadari hal ini dari awal, saya tidak harus menolak ajakan makan ini dengan alasan "sudah kenyang". Saya salah memilih kata. Maaf !!
Hidup sepertinya harus akrab dengan kesalahan, salah memilih kata salah satunya |26 Juni 2013

Tidak ada komentar:

Teman Sebangku

Beberapa hari yang lalu, facebook mempertemukan saya   dengan teman itu pernah sebangku saat di kelas empat dan lima SD. Sejak lulus SD ...