Minggu, 20 Oktober 2013

cintamie

JOMBLO. Yapp, kali ini saya mau membahas jenis status manusia : Jomblo. Maklumlah..., sekarang malam minggu, malamnya para "bukan jomblo" katanya. Iya, katanya. Banyak yg berpandangan seperti itu, meskipun sebenarnya tidak terlalu benar. Saya yakin, diluar sana banyak jomblo yg nyaman-nyaman saja dengan hari apapun, tidak terkecuali malam minggu, atau malah tidak peduli.
Hidup jomblo bisa nyaman-nyaman saja. Jomblo juga bisa  bisa bersikap tidak peduli. Tapi sampai kapan ? Sampai ada yg mengganggu. Tentu saja gangguan ini dari lingkungan sekitar si jomblo itu sendiri. Lingkungan dengan orang-orang yg memiliki paham "punya pasangan adalah prestasi, dan hidup tanpa pasangan adalah sesuatu yg teramat patut dikasihani".
Akan ada saatnya, ada yg mendekati si jomblo. Kalau si jomblo menerima tentu malah akan nyaman saja, tapi ceritanya akan lain kalau si jomblo menolak, trus yg mendekati ogah mundur begitu saja. Akan ada pertanyaan "kenapa menolak ? Bukannya kamu jomblo?" | Nah, ini yg kadang-kadang orang tidak tahu "jomblo bukan satu-satunya alasan untuk memulai hubungan". Mungkin ada kalangan jomblo yg menjadikan "jomblo" sebagai satu-satunya pertimbangan untuk memulai hubungan, tapi ada juga jomblo yg punya paham bahwa cinta tidak sesederhana "kamu jomblo, aku jomblo, kita jadian aja". Tidak juga sesederhana belanja makanan di warung. Misalnya dari rumah niatnya makan mie goreng(contohnya mie ya..,secara sy sukanya mie), tapi nyampe warung mie goreng ternyata habis, jadinya makan yg lain aja. Mencari pasangan tidak seperti itu : "makan yg tersedia di depanmu". Bukan karena alasan "jomblo" maka jadinya "ya sudah..., makan apa aja deh". Memang ada jomblo yg bisa "makan apa aja", tapi orang-orang kadang tidak tahu kalau tidak semua jomblo seperti itu. Ada loh kalangan jomblo yg lebih memilih pindah warung, atau bahkan kembali ke rumah masak mie instant hahahaha.

Tidak cukup dari "yg mendekati" tadi, gangguan akan muncul dari teman atau bahkan keluarga yg berusaha menjodohkan si jomblo ini dengan pilihan mereka. Untuk jomblo yg mulai uzur, sepertinya tekanan akan lebih berat dari keluarga (tapi tidak semua ya). Lagi-lagi akan jadi nyaman kalau si jomblonya bersedia, tapi kalau tidak...., akan banyak pertanyaan dan pernyataan yg menyusul. "kok gak mau??..daripada kamu jomblo !!".....Lha....emang knapa kalau jomblo ??..emang jomblo dosa ??  | Belum cukup sampai disitu, akan muncul "dia itu sudah mapan, kerja di blablablabla...punya blablabla....dan blablabla. Mungkin ini seperti : kita ditawari mie goreng komplit(lagi-lagi contohnya mie.., sudah tahu kan kenapa?), tapi mie gorengnya pake telur dan udang, sementara kita sendiri alergi dengan telur dan udang. Komplit sih komplit, dan tentu saja lebih mahal, tapi alerginya itu loh ! Butuh perawatan lebih lanjut kan kalau alergi ? Bagus kalau sembuhnya bisa dengan obat murah yg dijual bebas di warung-warung, tapi kalau mesti ke dokter spesialis..., labih mahal lagi kan ? Lebih mahal dari harga mie goreng komplit tentunya !!

Tidak ada komentar:

Teman Sebangku

Beberapa hari yang lalu, facebook mempertemukan saya   dengan teman itu pernah sebangku saat di kelas empat dan lima SD. Sejak lulus SD ...