Baru
beberapa menit berlalu dari pukul 20.00 tapi mata saya sudah mengantuk. Saya
memutuskan untuk tidur saja meskipun tidur sebelum pukul sembilan malam
bukanlah kebiasaan saya.
Saya
lalu berdiri untuk segera menutup pintu kamar dan jendela yang sejak tadi saya
biarkan terbuka. Di dekat pintu saya melihat halaman kost gelap, lampu teras
tidak satupun yang menyala. Suara tetangga-tetangga kamar yang biasanya masih
bercanda di luar di waktu seperti ini juga tidak terdengar.
“Ke mana anak kost?” tanya saya dalam hati sambil mendorong
pintu kamar.
Pintu kamar saya belum tertutup sempurna, tiba-tiba terdengar
teriakan“Enci, ke sini ko!”
Saya tidak jadi menutup pintu. Saya lalu berdiri di depan
pintu yang masih setengah terbuka. Saya mengarahkan pandangan ke sebelah kanan
kamar. Saya yakin teriakan tadi berasal dari arah sana. Benar saja, terlihat seorang
gadis berdiri di depan kamar yang letaknya dua kamar dari kamar saya. Meskipun agak
gelap, saya bisa tahu jika gadis yang berdiri di sana adalah salah satu
penghuni di kost-an saya
Kembali gadis itu memanggil nama yang sama. Saya lalu
mengarahkan pandangan ke depan. Terlihat seorang gadis lain berjalan mendekat.
Enci. Pemilik nama yang sedari tadi diteriakkan.
Bukannya makin mendekat, orang yang dipanggil ini malah
menghentikan langkahnya. Kemudian terdengar tawanya begitu keras. Ia terlihat
membungkuk sambil memegang perutnya dan terus saja tertawa.
Saya tidak mengerti kenapa tawa itu demikian kerasnya hingga
akhirnya saya melihat ada banyak lilin yang menyala di halaman kost. Setelah
melihat keberadaan lilin di halaman, saya baru menyadari bahwa penghuni kost
ini tidak ke mana-mana. Hanya karena lampu teras yang (mungkin) sengaja dimatikanlah
hingga saya tidak menyadari keberadaan mereka.
“Oh..surprise pale,” gumam
saya.
Kemudian terdengar perintah salah satu anak kost “Musik,
musik!”
Tidak lama kemudian terdengarlah lagu Selamat Ulang Tahun
milik Jamrud, entah dari kamar yang mana. Lagu Jamrud seakan mengiringi si target
surprise yang tidak bisa menghentikan tawanya.
Kembali saya mengarahkan pandangan ke lilin di halaman. Entah dari mana datangnya ataukah saya yang
tidak memerhatikan sejak tadi, di dekat lilin itu berdiri seorang laki-laki. Mungkin
hanya butuh sedetik untuk saya menyadari bahwa laki-laki itu juga salah satu
dari penghuni kost kami. Ia berdiri menghadap ke target sambil memegang kotak
berisi kue, dan lilin-lilin menyala di antara mereka.
Orang yang diberi surprise ini terus saja tertawa keras.
Sejenak ia berhenti lalu berkata “Kenapa I
love you?”
Saya tidak mengerti pertanyaan ini. Saya kembali mengamati
sekitar kost. Terlihat ada yang mengambil gambar, yang lain lagi bernyanyi
bersama Jamrud.
Pertanyaan yang sama terulang lagi “Kenapa i love you?”tentu saja masih diikuti
tawa yang keras.
Pandangan saya kemudian tertuju pada lilin-lilin yang masih
menyala itu. Setelah saya perhatikan, ternyata lilin-lilin telah diatur
membentuk kalimat ‘I LOVE YOU’. Setelah membacanya, saya hanya berani
tersenyum. Biarlah tertawa hanya menjadi hak bagi orang di mana ‘I LOVE YOU’
ini ditujukan.
Saya lalu bertanya kepada salah satu anak kost, penghuni
kamar yang letaknya tepat di sebelah kanan kamar saya. Ia juga menyaksikan
kejadian ini dari depan kamarnya sambil tersenyum-senyum.
“Eh.. itu sambil tembak-tembakan, ya?”
“Begitu mi anak jaman sekarang,
terpengaruh film-film,” jawabnya sambil tersenyum.
Mendengar jawaban itu saya ikut tersenyum. Saya lalu masuk ke
kamar tanpa harus mendapat jawaban pasti atas pertanyaan barusan. Saya bahkan tidak ikut mengucapkan selamat ulang tahun.
Dari luar masih terdengar lagu Jamrud. Di dalam kamar saya menebak-nebak apakah yang di luar itu akhirnya pacaran atau tidak. Ah, mengantukku hilang!
Tidur sebelum pukul sembilan malam memang bukan kebiasaan
saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar